
Mengenal Buah Khuldi, si Buah yang Dilarang
Buah khuldi merupakan buah larangan atau pantangan yang dimakan oleh Nabi Adam dan Siti Hawa saat di taman Firdausnya Allah SWT.
Allah berfirman dalam (QS Al-Baqarah : 35) yang artinya : “Dan kami berfirman: “Hai Adam, diambilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.”
Peristiwa Nabi Memakan Buah Khuldi
Kala itu Nabi Adam dan istrinya, Hawa, sedang menikmati kenikmatan dari Allah yang ada di surga. Tepatnya bersilangan dengan para iblis yang telah diusir oleh Allah dari surga. Namun, Nabi Adam dan Siti Hawa terbujuk oleh jebakan iblis, mereka dihasut oleh iblis untuk memakan buah khuldi tanpa keraguan apapun.
Motif iblis pun menghasut Nabi Adam dan Hawa ialah dengan bertujuan agar aurat mereka terbuka dan bisa saling melihat alat kelamin satu sama lain. Iblis berencana ingin merendahkan harkat dan martabat Nabi Adam dan Hawa karena dengan membuka auratnya, mereka telah melakukan aib yang amat besar dan buruk dalam Islam.
Tipu daya iblis pun tidak semata-mata tanpa imbalan. Jika Nabi Adam dan Siti Hawa berani memakan buah khuldi, niscaya keduanya diberi jabatan yang lebih tinggi lagi menjadi sosok malaikat dan mendapatkan kekekalan hidup. Nabi Adam dan Hawa pun terperanjat, siapa yang tidak menginginkan kehormatan dan keabadian ? Seketika keduanya langsung memakan buah khuldi, si buah larangan dari Allah SWT tersebut.
Menurut Ibnu ‘Abbas, asalan Nabi Adam dan Hawa bersedia memakan buah khuldi adalah karena iblis menjanjikan dua kebaikan dengan menyebut nama Allah. Mereka meyakini, janji yang disertai menyebut nama Allah tidak mungkin merupakan sebuah kebohongan. Namun dugaannya salah, iblis bersifat licik dan telah menipu. (Al- Qurthubi, al-Jami’ li Ahkamil Qur’an).
Setelah Adam dan Hawa memakan buah khuldi, kedua pakaian yang selama ini mereka kenakan terlepas. Ada yang mengatakan, pakaian itu terbuat dari cahaya yang menutup rapat aurat. Ada pula yang mengatakan, pakaian tersebut berupa perhiasan surga. ((Abdul Karim Zaidan, al-Mustafâd min Qasâshil Qur’ânî, [Beirut: ar-Risâlah: 1998], juz I, halaman 22).
Allah SWT menegur Adam dan Hawa, “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan padamu: ‘Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?'” (QS Al-A’raf: 22)
Hikmah Memakan Buah Khuldi
1.Berbuat salah adalah tabiat manusia
Terjerumusnya Adam dan Hawa dalam menerjang larangan Allah dengan memakan buah khuldi adalah bukti bahwa kesalahan sudah menjadi tabiat manusia. Kesalahan itu tidak lepas dari godaan setan sebagaimana Adam dan Hawa dijerumuskan iblis.
2. Sifat manusia menyukai jabatan dan keabadian
Kesalahan yang diperbuat Adam dan Hawa adalah karena godaan iblis dengan iming-iming jabatan menjadi malaikat dan keabadian di surga. Jangan heran, jika sampai hari ini perebuatan kursi jabatan menjadi hal lumrah. Selain itu, manusia juga menyukai keabadian. Buktinya, banyak manusia yang lebih memilih berumur panjang daripada umur pendek.
3. Kesalahan Adam dan Hawa mendorong manusia untuk selalu bertawakal kepada Allah SWT
Setelah tahu bahwa manusia tidak bisa lepas dari godaan setan untuk terus terjerumus dalam lembah maksiat makan jalan satu-satunya adalah tetap bertawakal kepada Allah SWT dan meminta perlindungan-Nya.
4. Menyegerakan diri untuk bertaubat
Begitu Adam dan Hawa sadar bahwa dirinya berdosa, segera mereka mengakui kesalahan dan meminta ampunan kepada Allah SWT. Ini menjadi pelajaran bahwa ketika seseorang telah melakukan kesalahan, hendaknya ia segera bertaubat, meminta ampunan kepada Allah SWT, karena ia Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa setiap manusia berpotensi salah dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat.
Itulah peristiwa dan hikmah dari Nabi Adam dan Siti Hawa memakan buah khuldi, buah larangannya Allah di surga. Dengan adanya cerita diatas, semoga kita semakin senantiasa tidak terjerumus dan bisikan iblis dan setan, tidak mengutamakan hawa nafsu sesaat, memiliki teguh pendirian, dan tentunya segera bertaubat kepada Allah SWT. Jika telah melakukan kesalahan.
Sumber :
-Hijup magazine
-Abror, Muhammad. 2021. Hikmah Kesalahan Nabi Adam Memakan Buah Khuldi, https://islam.nu.or.id/hikmah/hikmah-kesalahan-nabi-adam-memakan-buah-khuldi-K2XQm.