Keutamaan Puasa Sunnah
Puasa adalah salah satu ibadah di mana tidak ada orang yang mendekati selain Allah Subhanahu Wa Ta’ ala, dan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, damai dan berkah besertanya, merekomendasikan puasa kepada seorang ayah sebelum dia, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ ala meridhoinya, ketika dia memintanya. : Perbuatan mana yang lebih baik? Dia berkata: (Kamu harus berpuasa, karena tidak ada keadilan untuk itu). Diklasifikasikan oleh Al-Albani (165)
Dia berkata : (Jika di surga, mereka melihat penampilan mereka, dan telapaknya, disiapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ ala untuk orang-orang yang sendirian, dan makanan, dan mengikuti puasa, dan shalat di malam hari dan orang-orang tidur). Diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi (2537)
Melanjutkan puasa adalah dengan memperbanyak puasa, terutama pada hari-hari dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih untuk memperbanyak puasa atau dengan menyebutkan keutamaannya, yang terpenting di antaranya adalah:
Pertama: Puasa Senin dan Kamis
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: “Amal-amal itu disembelih pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku diperlihatkan saat aku berpuasa. .” Diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi (747) dan disahkan oleh Al-Albani dalam “Sahih Al-Targheeb” (1041).
Rasulullah mendamaikan). Diriwayatkan oleh Muslim (2565)
Oleh karena itu, seseorang harus memeriksa dirinya sendiri pada dua hari ini khususnya, untuk meningkatkan pekerjaannya dengan cara yang baik dan untuk menjaga Muslim di bawah pengawasan terus-menerus.
Kedua: Puasa Tengah Bulan
Ayyam al-Beed adalah tanggal tiga belas, empat belas, dan lima belas setiap bulan Arab. Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam berkata: “Puasa tiga hari setiap bulan adalah puasa untuk selama-lamanya, dan Ayyam al-Beed: pagi hari tanggal tiga belas, empat belas, dan lima belas.” Diriwayatkan oleh Al-Nasa’i (2420) dan disahkan oleh Al-Albani dalam “Sahih Al-Targheeb” (1040).
Diriwayatkan atas otoritas Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu kepada mereka berdua, yang berkata: Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tidak akan meninggalkan puasa hari-hari orang kulit putih ketika bepergian atau di rumah. Diklasifikasikan sebagai otentik oleh Al-Albani (4848).
Ketiga: Puasa di bulan Syaban
Atas otoritas Aisyah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ ala memberkati dia dan memberinya kedamaian, biasa berpuasa sampai kita mengatakan dia tidak membatalkan puasa, dan dia membatalkan puasa sampai kita. mengatakan dia tidak berpuasa. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (1868) dan Muslim (1156).
Keempat: Puasa enam hari di Bulan Syawal
Puasa enam hari Syawal terkait dengan selesainya puasa Ramadhan, menurut pendapat yang benar, hal ini ditunjukkan oleh sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: (Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan enam hari Syawal, itu seperti puasa selama-lamanya), Diriwayatkan oleh Muslim (1164).
Kelima: Puasa Arafah dan Asyura
Dari Abu Qatada radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa pada hari Arafah, beliau menjawab: tahun.” Diriwayatkan oleh Muslim.
Ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang bukan jamaah haji, sedangkan bagi jamaah haji, tidak sunnah baginya untuk berpuasa pada hari Arafah. Karena Nabi, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ ala memberkati dia dan memberinya kedamaian, meninggalkan puasanya.
Dan puasa hari Asyura tahun lalu dengan sabda Nabi : (puasa hari Arafa telah dipertanggungjawabkan Allah Subhanahu Wa Ta’ ala untuk mencerahkan tahun sebelum dia dan tahun setelahnya dan puasa pada hari Asyura telah memperhitungkan Allah untuk membubarkan tahun sebelum dia).
Dan ini adalah dari karunia Allah kepada kita bahwa Dia memberi kita dengan berpuasa satu hari sebagai penghapus dosa satu tahun penuh, dan Allah Subhanahu Wa Ta’ ala adalah Pemilik karunia yang besar.
Keenam: Puasa bulan Muharram
Puasa terbaik setelah Ramadhan adalah bulan Muharram. Diriwayatkan oleh Muslim (1163)
Dan sabdanya: (bulan Tuhan) menambahkan bulan kepada Tuhan adalah menambahkan pemuliaan
Ketujuh : Puasa 9 hari Dzulhijjah
Atas kewibawaan Hunaida bin Khalid radhiyallahu ‘anhu, atas kewibawaan istrinya, atas kewibawaan beberapa istri Nabi r.a., yang berkata: (Rasulullah, semoga Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian, digunakan untuk berpuasa sembilan hari Dzul Hijjah, dan pada hari Asyura Sunan Abi Dawood (2437)
Dan ini dibuktikan dalam Sahih al-Bukhari: bahwa Rasulullah, damai dan berkah besertanya, mengatakan: “Tidak ada hari di mana amal saleh lebih dicintai Allah daripada sepuluh hari ini.” Artinya sepuluh hari pertama Dzulhijjah
Kedelapan: Puasa Daud
Atas otoritas Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda kepadaku: hari dan istirahat hari lain). Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (3420)
(Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka)
Penulis: Muhammad bin Ibrahim Al-Naeem (semoga Allah merahmatinya)
Kitab: Lebih banyak amal dari Nabi .